Biaya Bunga

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
                           NOMOR SE - 46/PJ.4/1995

                        TENTANG

         PERLAKUAN BIAYA BUNGA YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG DALAM HAL WAJIB PAJAK MENERIMA
      ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN BERUPA BUNGA DEPOSITO ATAU TABUNGAN LAINNYA.
                    (SERI PPh UMUM NO. 20)

                          DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

1.    Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1994, maka atas bunga deposito,
    tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh baik oleh Wajib Pajak badan maupun oleh
    Wajib Pajak orang pribadi dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final.

2.    Berdasarkan Pasal 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1994, untuk menghitung besarnya
    Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha tetap (BUT), biaya untuk
    mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final yang
    diatur tersendiri berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana
    telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, tidak boleh dikurangkan dari
    penghasilan bruto.

3.    Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya
    langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang berasal dari pihak ketiga yang
    dibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi Wajib Pajak dapat memperkecil Penghasilan Kena
    Pajak secara tidak wajar, karena bunga yang terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut
    dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang berasal dari
    penempatan dana dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam
    penghitungan Penghasilan Kena Pajak karena telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final
    sebesar 15%.

4.    Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan ini diberikan penegasan sebagai berikut :
    a.    Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-
        rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga
        yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan
        sebagai biaya.
    b.    Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan
        dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh
        dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman
        yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
        tabungan lainnya.

        Contoh :
        Pada tahun 1995 PT A mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum sebesar
        Rp  200.000.000,00 dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada
        bulan Pebruari sebesar Rp 125.000.000,00, pada bulan Juni diambil lagi sebesar
        Rp 25.000.000,00 dan sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil pada bulan Agustus. Disamping itu
        Wajib Pajak mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian
        sebagai berikut:

        bulan Pebruari s/d Maret sebesar        Rp. 25.000.000,00
        bulan April s/d Agustus sebesar        Rp. 46.000.000,00
        bulan September s/d Desember sebesar    Rp. 50.000.000,00
   
        Dengan demikian bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah sebagai berikut:

        Rata-rata pinjaman                           Pinjaman            Jangka Waktu

        Bulan Januari            Rp         0        1 bulan   =    Rp         0
        bulan Pebruari s/d Maret        Rp    125.000.000,00    4 bulan   =    Rp    500.000.000,00
        bulan Juni s/d Juli        Rp    150.000.000,00    2 bulan   =    Rp    300.000.000,00
        bulan Agustus s/d Desember    Rp    200.000.000,00    5 bulan   =    Rp 1.000.000.000,00
                        ------------------------
        Jumlah                Rp 1.800.000.000,00

        Rata-rata pinjaman perbulan        Rp 1.800.000.000,00 : 12 = Rp 150.000.000,00

        Rata-Rata Dana Berupa Deposito          Pinjaman            Jangka Waktu

        bulan Januari            Rp         0        1 bulan  =   Rp         0
        bulan Pebruari s/d Maret        Rp   25.000.000,00    2 bulan  =   Rp    50.000.000,00
        bulan April s/d Agustus        Rp   46.000.000,00    5 bulan  =   Rp  230.000.000,00
        bulan September s/d Desember    Rp   50.000.000,00    4 bulan  =   Rp  200.000.000,00
                        ----------------------
        Jumlah                Rp  480.000.000,00

        Rata-rata deposito perbulan = Rp 480.000.000,00 : 12 = Rp 40.000.000,00

        -    Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya =
            20% x (Rp 150.000.000,00 - Rp 40.000.000,00) = Rp 22.000.000,00

5.    Menyimpang dari ketentuan tersebut pada butir 4, bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman
    Wajib Pajak dari pihak ketiga dapat dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang-
    Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 10
    Tahun 1994, dalam hal :
    a.    dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya
        dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final,   
    b.    adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada
        suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
        sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan
        tersebut : misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito
        atau tabungan di Bank Pemerintah,
    c.    dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal dari
        tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak.

Demikian untuk dilaksanakan  dengan sebaik-baiknya.




DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd

FUAD BAWAZIER

No comments:

Post a Comment